Langsung ke konten utama

Apakah semua hal didunia ini adalah penilaian?

 



Semua hal di dunia ini adalah penilaian, ya setidaknya itulah hal yang aku ketahui Termasuk juga dengan masalah penampilan. Hingga saat ini aku tidak tahu apakah penampilan itu penting atau tidak, maksudku penampilan itu adalah salah satu penilaian terhadap seseorang.

Saat aku masih kecil  aku ingat  saat temanku  menghinaku karena penampilanku yang biasa saja,karena aku dari keluarga sederhana,sudah bisa bersekolah dan makan sehari-hari saja sudah bersyukur sekali , itu adalah pertama kalinya aku dihina aku merasa sedih namun berkat dukungan kedua orangtuaku dan doa mereka   aku kembali bersemangat terlebih lagi sangat bersemangat keesokan harinya aku melawan mereka dengan rajin belajar membaca buku dan  terus semangat belajar hasil nya  pun sangat memuaskan nilai rapot  aku mendapatkan peringkat 5 besar  diantara teman-teman  masa kecilku  

Aku sangat senang sekali mereka pun langsung menghampiriku dan mengajak ku main bersama ,selama ini mereka tidak pernah membolehkan aku berteman dengan teman yang ada disekitar lingkungan rumahku sedih sekali rasanya 

Kedua orangtu aku selalu bicara seperti ini :

 Sudah lah nak tidak usah mendengarkan omongan teman -temanmu itu  kita doakan saja agar mereka bisa menjadi anak baik,tetaplah jadi seperti  dirimu sendiri buktikan bahwa kau bisa menjadi yang terbaik 


Lebih tepatnya setelah mendegar hal seperti ini aku lebih mempedulikan diri, sendiri selain itu aku juga merawat diriku sendiri dengan alat-alat kecantikan layaknya skincare atau apa pun itu. 


Aku tahu isitilah love yourself yang mengharuskan kita untuk menerima diri sendiri apa adanya, tapi tebak bukan itu maksudnya? 

Love yourself itu adalah istilah yang mengharuskan diri kita untuk selalu mencintai dan mempedulikan diri kita sendiri apa pun kondisinya. 

Selain itu skincare adalah salah satu wujud selfcare bukan untuk glow up atau apa pun namanya. Dari situlah aku mulai mempercayai yang namanya SUDUT PANDANG PENILAIAN TERHADAP  PENAMPILAN ORANG  ITU BERBEDA -BEDA  TERGANTUNG MEREKA MENILAI KITA DARI SISI MANA 


Saat aku bersekolah aku menemui banyak sekali orang dengan perspektif berbeda mengenai penampilan. Beberapa dari mereka menganggap penampilan itu penting dan beberapa dari mereka tidak. Saat aku bersekolah aku pernah menjumpai salah satu temanku yang dirawat di rumah sakit karena sebuah produk kecantikan yang ternyata itu adalah produk illegal. Saat aku menjenguknya aku bisa melihat dia merasa sedih.

“Kau tidak perlu mengubah penampilanmu demi orang lain”


“Apa maksdumu”


“Tugasmu adalah hidup dengan dirimu, entah apakah kau suka dengan dirimu atau tidak”


Seusai itu beberapa bulan kemudian temanku sudah bersekolah dengan keadaan yang lebih sehat, aku bisa melihat dirinya jauh lebih bahagia dengan dirinya sendiri. Saat lulus dari SMP aku melanjutkan SMA   dan waktu terus berjalan hingga aku kuliah teman masa kecilku terheran -heran denganku kenapa aku bisa kuliah padahal dari keluarga biasa saja 


Iya jelas aku bisa kuliah karena aku kuliah sambil bekerja karena aku tau tentang kodisi keluarga ku maka aku bertekad untuk mencari pekerjaan dan mengatur waktu agar bisa kuliah 


Disana aku sedikit terkejut dengan semua orang dari berbagai daerah dan juga dengan penampilan yang berbeda-beda. Tapi kali ini disini semua orang tidak menghakimi seseorang melalui penampilannya justru mereka semua saling mendukung dan kompak. Benar semua itu hanyalah masalah perspektif



Salam Literasi....

Atimah,S.Pd

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTARA MASA DEPAN DAN KELUARGA

    Antara Masa Depan dan Keluarga Ini adalah sepenggal cerita sedih shinta ,yang mengakhiri dunia perkuliahan karena terkendala biaya. Ini terjadi pada diri saya di awal tahun 2012 silam. Shinta adalah Mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Negeri diJakarta, dan memfokuskan diri pada jurusan Manajemen . Entah kenapa, sejak kecil Shinta sangat mendambakan untuk bisa memegang gelar Sarjana Ekonomi. Namun semua realita tidak berjalan sesuai harapan, dia mendapati suatu kendala yang tak bisa dipungkiri, dan mengharuskanku untuk menerima semuanya dengan lapang dada. Ya, masih masalah klasik, yakni Biaya. Kendala terbesar bukan di situ, namun keadaan kesehatan sang Ayah di kampung yang kian memburuk dari hari ke hari. Keuangan yang ada semakin menipis karena totalitas dialihkan untuk biaya pengobatan beliau. Kisah bermula ketika tiba saatnya untuk membayar uang semester, yang seingat aku berjumlah Rp.3.800.000,- / 6 bulan. 1 minggu sebelum ambang pembatasan berakhir, ibu menelpon...

IMPIAN IBU

  Namaku Ayu , seorang mahasiswi jurusan Keperawatan di salah satu Universitas Negeri di Indonesia. Dari kecil, aku bercita-cita menjadi orang yang berguna bagi banyak orang, yakni menjadi Dokter. Saya baru tamat SMA tahun ini dan Alhamdulillah diterima di kampus favoritku. Kedua orangtua, keluarga dan family juga sangat mendukung cita-citaku tersebut, yang tentunya menambah semangat bagiku. Perkuliahan akan dimulai Minggu depan, semua persiapan sudah lengkap, begitu juga dengan sewa kontrakan. Suatu hari, ibu mengajakku ke rumah nenek yang berada tidak jauh dari rumahku. “Ayu, nanti siang kita ke rumah nenekmu ya..”  Ucap ibu. “Baik bu, memangnya ada apa ya..?”  Tanyaku. “Nenek katanya mau ketemu sama kamu..”  jawab ibu. “Baik bu..”  tutupku. Sesampainya di rumah nenek, aku dan ibu ditawarkan berbagai makanan dan minuman yang dibuat langsung oleh beliau. Kami bertiga berbincang beberapa saat. Tiba-tiba, nenek mulai membuka obrolan mengenai perkukiahanku. “Ayu, ...

MENGENAL PENERBIT INDIE

  MENGENAL PENERBIT INDIE Pertemua kali ini memasuki resume ke tujuhbelas di BM 26 seperti biasa pemateri dan moderator memperkenalkan diri  narasumber kita kali ini bapak Mukminin .YUK KITA SIMAK PROFIL BELIAU : https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html Pada zaman melinial ini semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yang kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif yang perlu kita tulis dan terbitkan sehingga bermanfaat bagi orang lain/ pembaca. Menulis itu butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan buku Seorang yang ingin  bisa menulis dan menerbitkan buku, maka perlu memahami tahapan menerbitkan bu...