Beberapa hari terakhir ini, rasa takut dan khawatir tak pernah hilang dari pikiranku. Siang dan malam selalu terbayang seperti apa jadinya bila ternyata anak ku tidak lulus. Aku tidak tahu harus melakukan apa,
Hari ini, adalah hari dimana pengumuman kelulusan itu dikeluarkan pihak sekolah. Aku berangkat bersama ananku dengan seragam seperti biasa, hanya saja hari dan pikiranku yang tak seperti biasanya.
Seluruh murid kelas 9 telah berkumpul di halaman sekolah, sedangkan murid kelas 7-8 diliburkan. Acara dimulai dengan kata sambutan bapak Kepala Sekolah, kemudian diikuti oleh beberapa wali murid.
Aku dan anakku dan teman-teman sebenarnya tidak konsentrasi mendengar perkataan para guru, pikiran kami semua diselimuti rasa kecemasan, terhadap keputusan akhir yang hanya berselang beberapa menit lagi.
“Baiklah, anak-anak yang kami cintai. Sekarang, hasil kelulusan sudah di tangan bapak. Sebentar lagi akan bapak tempel di dinding kantor. Untuk itu, mohon jangan berdesak-desakan ya..” ujar Bapak Kepala Sekolah.
Mendengar ucapan tersebut, jantung berdetak semakin kencang dan tidak karuan. Bapak Kepala Sekolah perlahan menuju dinding dan menempelnya. Anaku dan semua murid kelas 9 berbondong-bondong menghadap dinding.
Anakku sama sekali tidak melihat namnya, namun mataku lebih tertuju pada suku kata “Lulus / Tidak Lulus”. Dan benar saja, ternyata ada 1 murid yang dinyatakan “Tidak Lulus” dan itu bukan nama anakku, melainkan Riva Saputri, teman sekelas anakku
Aku langsung mencarinya dan melihat dia sedang menangis terisak-isak, dikelilingi beberapa teman lain yang sedang membujuknya. Akupun menghampirinya dan ikut menenangkan.
“Va, aku tau kamu sedih, namun inilah hasil yang harus kita terima. Bagaimanapun, kamu harus tetap sabar dan rela dengan keputusan yang ada ya Va…” Ucapku. Dia tidak menjawab dan hanya terus menangis.
Tiba-tiba saja, suara TOA yang asalnya dari Kantor terdengar. Suara lantang Bapak Kepala Sekolah yang sedikit tergesa-gesa berkata..
“Anak-anak semua, mohon maaf atas kesalahan penulisan yang terjadi pada lembaran hasil ujian nasional yang baru saja bapak tempel. Ada kesalahan yang sangat fatal, dimana anak kami yang bernama Riva Saputri ternyata Lulus. Sekali lagi bapak minta maaf..” Ucap Bapak Kepala Sekolah.
Mendengar kalinat tersebut, senyum sumringah langsung terpancar dari bibir Riva, begitu pula anak aku dan semua teman-teman yang saat itu berada didekatnya. Riva langsung berdiri meloncat riang gembira.
Dia memelukku dan semua teman-teman yang didekatnya. anak Aku dan semua murid kelas 9 dinyatakan lulus ujian nasional dengan persentase 100%. Kebahagiaan yang tak ternilai harganya..
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar