Langsung ke konten utama

MENERBITKAN BUKU SEMAKIN MUDAH DI DI PENERBIT INDIE

 Menerbitkan Buku Semakain Mudah



Materi pada hari ini sudah masuk  pertemuan ke 18 ,Allhamdullilah masih  dapat mengikuti pembelajaran menulis dengan baik.Moderator  Mutmainah menemani  Narasumber dan peserta kelas Belajar Menulis. Semoga semangat kita tetap menyala untuk terus berkarya. Semoga niat tetap terjaga untuk menambah ilmu dari narasumber yamg luar biasa.

Kuliah malam ini seperti biasa dibagi menjadi 4 sesi

1. Pembukaan

2. Penjabaran Materi

3. Sesi Tanya Jawab

4. Penutup


Penulis tidak pernah dilahirkan tetapi diciptakan, bakat menulis tidak selalu dibawa sejak lahir tetapi tumbuh oleh satu motivasi dan gagasan.

"Allow yourself to be a beginner. No one starts off being excellent.”

Biarkan dirimu menjadi seorang pemula. Tidak ada yang baru memulai menjadi luar biasa

" If you want to be a writer, you must do two things above all others: read a lot and write a lot. ”

Jika kamu ingin menjadi seorang penulis, kamu harus melakukan dua hal banyak membaca dan banyak menulis.

Menulis dan membaca merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan, amunisi seorang penulis adalah bacaannya. Tidak semangat menulis bisa jadi karena kurang membaca jika membaca sudah dilakukan tetapi masih saja sulit menulis cobalah membaca buku inspirasi atau bermain ke media sosial niscaya ide ide brilliant berjejer mengantri

Baiklah ini biodata penulis Beliau bernama Raimundus Brian Prasetyawan, S.Pd Lahir di Jakarta, 30 Juni 1992. Kini tinggal di Bekasi dan berprofesi sebagai guru SD di Jakarta. Memulai aktivitas menulis ketika blog pertamanya (www.praszetyawan.com) dibuat pada 2009. Profilnya pernah dimuat dalam buku berjudul "Majors For The Future".

Puluhan tulisannya sudah dimuat di berbagai media cetak. Sebagian besar dimuat di  Tabloid Bola, Harian Bola, Tabloid Soccer.

Penulis 3 buku solo dan 14 buku antologi, juga aktif di berbagai diberbaga pelatihan kelas menulis sebagai Narasumber. Ketua Komunitas Cakrawala Blogger Guru Nasional. Relawan Pengurus Pelatihan Belajar Menulis PGRI

Sejak tahun 2020, telah membuat pelatihan kelas dasar blogspot bagi guru-guru se-Indonesia. Sampai saat ini sudah dilaksanakan 5 angkatan. Profil Narasumber dapat dilihat di https://www.praszetyawan.com/p/profil.htm

"Semua orang akan mati, terkecuali karyanya. Maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak”- Ali bin Abi Thalib

Malam ini memasuki pertemuan ke-18. Artinya,  tinggal 2 pertemuan lagi semua peserta  sudah boleh menyusun naskah resume untuk dijadikan buku solo hasil pelatihan. Ditambah 10 pertemuan motivasi sebagai penguatan.

Seperti yang kita ketahui buku merupakan muara akhir dari sebuah proses penulisan. Hasil tulisan kita tentu saja ingin bermuara menjadi sebuah buku, tetapi masih bingung kemana buku harus diterbitkan?

Apa saja yang menjadi syarat penerbitan buku?

Salah satu syarat lulus pelatihan ini adalah menerbitkan buku solo. penerbit indie menjadi solusi karena kemudahan dalam menerbitkan buku. Namun juga harus memahami bagaimana ketentuan dan cara menerbitkan buku di penerbit indie.

 Kuliah malam narasumber mengupas tuntas sampai Menerbitkan Buku Semakain Mudah di Penerbit Indie. oleh  narasumber yang luar biasa Bapak Raimundus Brian Prasetyawan

Di setiap gelombang pelatihan narasumber selalu berharap banyak peserta yang akhirnya bisa menerbitkan buku solo setelah ikut pelatihan ini maka untuk mencapai harapan itu, salah satunya adalah dengan adanya materi seperti malam ini. Tentang menerbitkan buku di penerbit indie

Menerbitkan buku solo juga menjadi syarat lulus pelatihan ini. Maka perlu materi untuk bekal nanti menerbitkan buku solo

Narasumber  juga peserta pelatihan ini yaitu gelombang 4 pada Maret 2020 Dahulu tidak ada materi tentang penerbit indie seperti sekarang inipeserta mencari sendiri mau menerbitkan dimana

Sebelum lebih jauh, terima kasih juga kepada Omjay yang sudah membuat wadah pelatihan belajar menulis ini, sehingga para guru penulis se-Indonesia dapat terhubung dan saling mendukung

 tema malam ini,  Mengapa menerbitkan buku dikatakan semakin mudah ? Ya karena sekarang ini ada penerbit indie yang melayani penerbitan buku tanpa seleksi.Dahulu ketika penerbit indie belum eksis seperti sekarang, kita hanya tahu bahwa penerbit buku yang ada itu hanya penerbit mayor seperti Gramedia, Grasindo, Erlangga, Elex media, Andi, dll.

Tahap seleksi naskah menjadi tantangan untuk bisa menembus penerbit mayor. Penulis harus berjuang mencoba mengirim naskah ke beberapa penerbit hingga bisa diterima oleh suatu penerbit mayor. Penolakan naskah menjadi makanan sehari-hari penulis. Ketika naskah diterima pun proses penerbitannya sangat lama.

Kini ada penerbit indie yang bisa menjawab rintangan-rintangan tersebut Naskah pasti diterbitkan. Proses penerbitan mudah dan cepat


1.   Bagi penulis pemula  tentu penerbit indie menjadi solusi untuk bisa mewujudkan impian memiliki buku karya sendiri. Memang  kalau di penerbit indie, kita perlu keluar biaya-biaya untuk mendapat fasilitas  penerbitan, atau jika ingin cetak ulang tapi itu memang konsekuensi dari penerbitan tanpa seleksi, sehingga biaya penerbitan menjadi tanggung jawab penulis untuk mendapat fasilitas penerbitan yang memuaskan. Narasumber  sudah menerbitkan 3 buku solo. Semuanya di penerbit Indie.

👉Buku Pertama           

  “Buku Blog Untuk Guru Era 4.0”

  https://www.praszetyawan.com/2020/02/buku-blog-untuk-guru-era-40.html

👉Buku Kedua  

  “Aksi Literasi Guru Masa Kini”

   https://www.praszetyawan.com/2020/06/buku-aksi-literasi-guru-masa-kini.html

👉Buku Ketiga   

”Menerjang Tantangan Menulis Setiap Hari”

 https://www.praszetyawan.com/2020/10/buku-solo-terbaru-menerjang-tantangan.html

Penulis bisa memilih penerbit Seperti pertemuan kemarin ada penerbitnya Cak Imin bisa menjadi tambahan wawasan/referensi dalam memilih penerbit. Yang pasti, dalam pelatihan ini kita  bebas memilih penerbit manapun. Tidak ada kewajiban harus pakai penerbit tertentu

Sebagai tips, berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penerbit indie:

Biaya penerbitan,fasilitas penerbitan,Batas maksimal jumlah halaman,Ketentuan dan Biaya cetak ulang, Apakah dapat Master PDF dan Jumlah buku yang didapat penulis.

Untuk membantu menghubungkan ke penerbit indie silakan bisa disimak gambar di bawah ini


Saat itu (Juli 2020) peserta yang belum tahu mau menerbitkan buku di mana. Kemudian terdapat juga beberapa cerita kasus. Ada yang sudah mengirim naskah ke suatu penerbit, namun kemudian tidak jelas kabarnya. Bahkan hampir setahun menunggu, tidak ada kejelasan apakah betul-betul akan diterbitkan atau tidak. Ada juga yang menemukan penerbit namun biayanya luar biasa mahal, sampai berjuta-juta

Narasumber memiliki rekanan penerbit indie yaitu Penerbit Depok dan Penerbit Malang. Kinerjanya sudah tidak diragukan lagi. Hasil cetakannya bagus. Peserta  tidak perlu mengalami hambatan, karena ada yang mengawal dan menjamin buku sampai terbit

Kelengkapan naskah yaitu:

  💥cover ( judul buku dan nama penulis saja),

  💥Prakata,

  💥daftar isi (tanpa nomor halaman),

  💥profil penulis,

  💥 sinopsis

  💥Semuanya digabung dalam 1 file word

Tips dari narasumber,

1.  💥jangan menentukan deadline kapan buku harus terbit

2. ðŸ’¥untuk kenaikan pangkat, buku diminta agar terbit bulan apa

3.  ðŸ’¥proses penerbitan buku hanya bisa ditunggu saja karena naskah yang masuk ke penerbit tidak hanya 1-2 saja. Tapi puluhan setiap bulannya belum lagi proses cetak sekitar 2 minggu karena menerbitkan buku bukan seperti fotocopy yang bisa sehari jadi hehe

https://pelatihanbelajarmenulis.blogspot.com/2021/06/galeri-buku-karya-peserta-belajar.html

Pembahasan materi semakin seru dilanjut dengan sesi tanya jawab diantara sebagai berikut :

 

🙋 Terkait dengan ISBN, apakah dpt diartikan bahwa pada penerbit mayor  bisa mendapatkan ISBN, sedangkan pada penerbit Indie harus sesuai syarat yg diberlakukan baru bisa mendapatkan ISBN?

💥Secara garis besar, Syarat yang ditentukan agar terbitan buku suatu penerbit mendapat ISBN adalah dipasarkan secara luas. Syarat ini sudah otomatis terpenuhi penerbit mayor karena memang bukunya dipasarkan secara luas. Sedangkan penerbit indie harus menyesuaikan syarat ini agar memenuhi ketentuan "dipasarkan secara luas". Maksud saay terkait penjualan buku bunda. Kalau penerbit mayor utk penjualannya kan di fasilitasi penerbit mayor, sedangkan penerbit Indie penjualan bukunya secara mandiri  lebih tepatnya penerbit indie memasarkan lewat web/medsos/marketplace yang dimiliki. Namun kalau dari situ saja kurang maksimal. Maka akan lebih terasa jika penulis yang memasarkan sendiri karena penulis tahu siapa target buku terbitannya

🙋Mohon pencerahan tentang kewajiban peserta pelatihan untuk membuat buku solo. Apakah diharuskan membuat buku solo tersebut dan yang saya dengar dari teman kalau hasil resum kita ini akan dibukukan menjadi   buku solo, apakah ini yang dimaksud ?

💥 Iya harus, jika ingin mendapat sertifikat pelatihan ini,untuk membuat buku solo bisa dari kumpulan tulisan resume selama pelatihan ini. Resume-resume tersebut digabung dalam 1 file word disertai kelengkapan naskah. Jadi deh naskah buku solo

🙋Saya baru mengetahui syarat lulus pelatihan ini adalah menerbitkan buku solo,  Jika sampai pelatihan selesai, dan resume lengkap,  sementara buku solo kita belum terbit,  apakah tidak dianggap lulus?

🙋 Apakah menerbitkan buku indie,  dan ingin menjual nya,  kita memasarkan sendiri?

💥  Nah ini penting, dan perlu diperhatikan bapak/ibu peserta semuanya. Bahwa saya tidak pernah menyebutkan deadline kapan buku solo harus terbit. Jadi kapan saja buku solonya terbit, tetap bisa lulus. Karena saya memahami bahwa proses penerbitan itu perlu waktu yang tidak sebentar dan setiap penerbit beda-beda lama waktu penerbitannya, jadi jangan merasa pertemuan terakhir pelatihan adalah deadline buku solo, tidak ada ketentuan itu

💥 akan lebih efektif jika kita yang menjualnya sendiri

🙋

Apabila kita membuat buku antologi karya siswa, selanjutnya kita juga membuat, di situ apakah kita bisa di sebut sebagia penulis atau hanya editor

💥 Iya kalau kita (gurunya) juga ikut menulis ya tentu bisa disebut penulis. Tapi kalau tidak ikut menulis, barulah disebut editor saja

Demikianlah  pertemuan malam ini sudah selesai ,sangat bermanfaat sekali materi yang disampaiakn oleh nara sumber ,semoga kedepannya saya bisa lebih semangat dan lebih baik lagi  dalam menulis resume ini sehingga dapat membuat buku solo 



Salam Literasi....

Atimah,S.Pd


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANTARA MASA DEPAN DAN KELUARGA

    Antara Masa Depan dan Keluarga Ini adalah sepenggal cerita sedih shinta ,yang mengakhiri dunia perkuliahan karena terkendala biaya. Ini terjadi pada diri saya di awal tahun 2012 silam. Shinta adalah Mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Negeri diJakarta, dan memfokuskan diri pada jurusan Manajemen . Entah kenapa, sejak kecil Shinta sangat mendambakan untuk bisa memegang gelar Sarjana Ekonomi. Namun semua realita tidak berjalan sesuai harapan, dia mendapati suatu kendala yang tak bisa dipungkiri, dan mengharuskanku untuk menerima semuanya dengan lapang dada. Ya, masih masalah klasik, yakni Biaya. Kendala terbesar bukan di situ, namun keadaan kesehatan sang Ayah di kampung yang kian memburuk dari hari ke hari. Keuangan yang ada semakin menipis karena totalitas dialihkan untuk biaya pengobatan beliau. Kisah bermula ketika tiba saatnya untuk membayar uang semester, yang seingat aku berjumlah Rp.3.800.000,- / 6 bulan. 1 minggu sebelum ambang pembatasan berakhir, ibu menelpon...

IMPIAN IBU

  Namaku Ayu , seorang mahasiswi jurusan Keperawatan di salah satu Universitas Negeri di Indonesia. Dari kecil, aku bercita-cita menjadi orang yang berguna bagi banyak orang, yakni menjadi Dokter. Saya baru tamat SMA tahun ini dan Alhamdulillah diterima di kampus favoritku. Kedua orangtua, keluarga dan family juga sangat mendukung cita-citaku tersebut, yang tentunya menambah semangat bagiku. Perkuliahan akan dimulai Minggu depan, semua persiapan sudah lengkap, begitu juga dengan sewa kontrakan. Suatu hari, ibu mengajakku ke rumah nenek yang berada tidak jauh dari rumahku. “Ayu, nanti siang kita ke rumah nenekmu ya..”  Ucap ibu. “Baik bu, memangnya ada apa ya..?”  Tanyaku. “Nenek katanya mau ketemu sama kamu..”  jawab ibu. “Baik bu..”  tutupku. Sesampainya di rumah nenek, aku dan ibu ditawarkan berbagai makanan dan minuman yang dibuat langsung oleh beliau. Kami bertiga berbincang beberapa saat. Tiba-tiba, nenek mulai membuka obrolan mengenai perkukiahanku. “Ayu, ...

MENGENAL PENERBIT INDIE

  MENGENAL PENERBIT INDIE Pertemua kali ini memasuki resume ke tujuhbelas di BM 26 seperti biasa pemateri dan moderator memperkenalkan diri  narasumber kita kali ini bapak Mukminin .YUK KITA SIMAK PROFIL BELIAU : https://cakinin.blogspot.com/2020/10/curiculum-vitae.html Pada zaman melinial ini semua orang bisa menulis dan menerbitkan buku. Baik sebagai pelajar, mahasiswa, pegawai, guru, dosen, maupun wiraswasta. Menulis dan menerbitkan buku itu mudah, tidak serumit yang kita bayangkan. Apalagi sebagai seorang guru pasti bisa menulis baik fiksi maupun karya ilmiah. Guru memiliki banyak kisah dan pengalaman inspiratif yang perlu kita tulis dan terbitkan sehingga bermanfaat bagi orang lain/ pembaca. Menulis itu butuh ketekunan dan perjuangan. Selain itu, perlu juga tekad dan motivasi tinggi agar tidak goyah saat menjalani proses menulis. Tahapan Cara Menulis dan Menerbitkan buku Seorang yang ingin  bisa menulis dan menerbitkan buku, maka perlu memahami tahapan menerbitkan bu...